Tanya Nabila - Tanaman Porang merupakan umbi-umbian yang sedang naik daun belakangan ini. Hal ini bisa dilihat dari semakin maraknya orang yang jual porang Jawa Timur. Tanaman ini memiliki nama latin Amophorphallus muelleri , atau bisa juga dikenal dengan nama iles-iles. Porang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, pembuatan lem, dan jelly atau agar-agar yang kerap diekspor ke negara Jepang.
Kandungan yang ada di dalam porang adalah gluccomanan, yang merupakan serat alami yang dapat larut dalam air. Biasa digunakan sebagai zat aditif makanan seperti emulsifier dan pengental. Bahkan gluccomanan juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.
Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 hingga 700 meter di atas permukaan laut. Sifat tanaman ini juga memungkinkan untuk dibudidayakan di lahan hutan, di bawah naungan pohon lain. Bibitnya bisa diambil dari potongan umbi batang atau pun umbi yang telah memiliki titik tumbuh dan ditanam secara langsung.
Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, sebab punya peluang besar untuk diekspor ke luar negeri. Menurut Catatan Badan Karantina Pertanian, tahun 2018 ekspor porang tercatat sebanyak 254 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp 11,31 miliar. Tujuan ekspor antara lain Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, dan lain sebagainya.
Wah, menarik ya! Tanaman porang ini masih banyak berasal dari hutan dan belum terlalu banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang, seperti di daerah Madiun, Pasuruan, Wonogiri, Bandung dan Maros.
Bagaimana, sudah mengenal tanaman porang?
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berkomitmen mengembangkan budidaya tanaman porang yang selama ini telah dikelola oleh LMDH wilayah Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa ketika berkunjung ke lokasi budidaya porang mengatakan, belum banyak orang mengetahui manfaat tanaman porang, padahal porang merupakan komoditas unggulan Jawa Timur karena hampir 100% diekspor ke luar negeri.
Di lokasi budidaya tersebut, dikelola oleh LMDH Artomoro dan Trimulyo pada lahan seluas 500 hektar. Hasil yang didapatkan setiap panen berjumlah 15 ton porang per hektar dan menjadi komoditi ekspor yang menjanjikan. Apalagi bagi para petani tak perlu bingung menjualnya, karena sudah banyak pengepul porang Jawa Timur yang siap memborong hasil panen porang.
Nilai harga porang di pasaran mencapai Rp 2500 untuk satu umbi dengan berat 4kg. Hitungan normal 100 pohon porang dapat menghasilkan Rp 1 juta. Luas lahan 1 hektar bisa ditanam sebanyak 6000 bibit. Sehingga dapat menghasilkan 24 ton per hektar, dengan penghitungan 6000 dikalikan 4 kilogram.
Dalam hitungan kasar, jika satu hektar bisa menghasilkan 24 ton dan dikalikan dengan harga Rp 2.500 per kilogram, kurang lebih bisa menghasilkan uang sebesar Rp 60 juta!
Fantastis, bukan? Itulah manfaat, budidaya, dan juga nilai harga porang. Semoga bisa menambah wawasan Anda!
Posting Komentar untuk "Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Budidaya, dan Nilai Bisnisnya"